Perbaikan Kulit Loose Menggunakan Resin Dycyandiamide Pada Proses Retanning Kulit Nappa Upper Shoes Dari Wet Blue Sapi Di PT Lembah Tidar Jaya Magelang, Jawa Tengah

Ella Dwi Fatmalla, - (2019) Perbaikan Kulit Loose Menggunakan Resin Dycyandiamide Pada Proses Retanning Kulit Nappa Upper Shoes Dari Wet Blue Sapi Di PT Lembah Tidar Jaya Magelang, Jawa Tengah. Tugas Akhir thesis, Politeknik ATK Yogyakarta.

[img] Text
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only

Download (92kB) | Request a copy
[img] Text
Cover.pdf
Restricted to Registered users only

Download (941kB) | Request a copy
[img] Text
Fulltext_2019_TPK_1601065_ELLA DWI FATMALLA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Pelaksanaan Tugas Akhir di PT Lembah Tidar Jaya bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil kulit sebelum dan sesudah dengan perbaikan formulasi pada proses retanning dengan penambahan resin dycyandiamide untuk artikel nappa upper, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses retanning dan mengetahui hasil uji fisis dan organoleptis kulit artikel nappa upper sebelum dan sesudah perbaikan. Materi yang digunakan dalam pelaksanaan karya akhir perbaikan proses retanning nappa upper kulit sapi loose meliputi bahan baku dan bahan pembantu. Proses pembuatan kulit nappa upper menggunakan bahan baku kuli sapi wet blue sebanyak 3 potongan perut (belly) dengan tebal 1,4 mm dan berat 1 kg, bahan pembantu yang digunakan dalam proses retanning nappa upper adalah Ginsol ND, Novaltan PF, Chrome B, Natrium Formiat, Tanigan PAK, Natrium Bicarbonat, Alcotan SND 1, Relugan RE, Tanigan OS, Tara, Quebraco, Ipertan 502, Peramit MLN, Tannit LSW, Pellastol ES-5, Luganil Black NT, Asam Formiat, Fix 404 dan Busan 30. Tahapan proses yang digunakan sortasi grading, sammying, shaving, weighing, wetting back, retanning I, netralisasi, retanning II, fatliquoring, dyeing, dan fiksasi. Hasil organoleptis sebelum perbaikan proses retanning tidak memenuhi standar tentang loose. Setelah melakukan trial dan melakukan pengujian organoleptis dan fisis didapatkan hasil pengujian organoleptis berupa kepadatan yang lebih merata dari sebelumnya dan dapat meminimalkan efek loose. Hasil pengujian fisis kuat tarik menunjukkan angka 10,23 N/mm2 sebelum perbaikan proses retanning dan 14,59 N/mm2 sesudah perbaikan proses retanning. Sedangkan kekuatan sobek menunjukkan angka 206,44 N/cm sebelum perbaikan proses retanning dan 306,06 N/cm sesudah perbaikan proses retanning. Hasil kemuluran mengalami penurunan dari 37, 08% menjadi 36,70%. Perubahan formulasi dengan penambahan bahan retanning agent Ipertan 502 dapat mengurangi loose sekaligus dapat memperbaiki sifat fisis dari kulit nappa upper. Final project implementation at PT Lembah Tidar Jaya aims to determine difference in before and after result with repairing formulation in the process of retanning with the addition of dycyandiamide for nappa upper articles, knowing the factors that influence the process of retanning and knowing the test result of physic and organoleptic for nappa upper before and after repairs. The material used in the final work repairing the process of nappa upper loose cowhide retanning includes raw materials and auxiliary materials. The process of making nappa upper leather used 3 raw wet blue of belly, with a thickness of 1,4 mm and weight of 1 kg, the auxiliary material used in the retanning nappa upper process is Ginsol ND, Novaltan PF, Chrome B, Natrium Formiat, Tanigan PAK, Natrium Bicarbonat, Alcotan SND 1, Relugan RE, Tanigan OS, Tara, Quebraco, Ipertan 502, Peramit MLN, Tannit LSW, Pellastol ES-5, Luganil Black NT, Asam Formiat, Fix 404 and Busan 30. The process steps are sortasi grading, sammying, weighing, wetting back, retanning I, netralization, retanning II, fatliquoring, dyeing, and fixing. The result of organoleptic testing before repair the retanning process does not comform the standard of loose. After doing a trial and conducting test of organoleptic and physical, the result of organoleptic testing in the form of a more even density than before and can minimize the effects of loose. The result of physical testing of tensile strength showed a number of 10,23 N/mm2 before the repair of the retanning process and 14,59 N/mm2 after repair the retanning process. While tear stenght showed a number 206,44 N/cm before repair the retanning process and 306,06 N/cm after repair the retanning prosess. The result of testing for elongation have a decrease from 37,08% to 36,70%. The modification of formulation with retanning agrent Ipertan 502 can minimize the effects of loose and improve physical properties of nappa upper leather.

Item Type: Thesis (Tugas Akhir)
Uncontrolled Keywords: Retanning, Nappa upper, Loose
Subjects: Teknologi Pengolahan Kulit > PRODUK KULIT > KULIT SAPI > KULIT WET BLUE SAPI--UPPER
Divisions: Teknologi Pengolahan Kulit
Depositing User: intan - -
Date Deposited: 13 Aug 2019 04:25
Last Modified: 22 May 2020 03:25
URI: http://repository.atk.ac.id/id/eprint/169

Actions (login required)

View Item View Item