Ervan Putro Septiono, - (2019) Upaya Peningkatan kualitas bonding sepatu merk Tomkins di PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk, Bandung – Jawa Barat. Diploma thesis, Politeknik ATK Yogyakarta.
Text
Abstrak.pdf Restricted to Registered users only Download (47kB) | Request a copy |
|
Text
Cover.pdf Restricted to Registered users only Download (389kB) | Request a copy |
Abstract
Salah satu penentu kualitas sepatu adalah tingkat bonding atasan dan bawahan sepatu tersebut. Perusahaan sudah menetapkan standar bonding sepatu minimum 3kg/cm2. Pada pengujian bonding sepatu dari tanggal 11 maret hingga 11 april ditemukan hasil bonding yang masuk dalam kategori reject sebanyak 24% dan marginal sebanyak 45,6%. Untuk mengatasi permasalahan bonding yang tidak memenuhi standar, penulis menggunakan metode PDCA (plan, do, check, action). Untuk mengetahui penyebab kualitas bonding yang tidak memenuhi standar penulis menggunakan diagram pareto, diagram sebab akibat, dan tabel pertanyaan 5w+1h untuk rencana perbaikan. Penyebab dari permasalahan bonding antara lain : terdapat kotoran pada area bonding material, pengulasan cairan primer yang kurang rata, pengulasan adhesive yang kuang rata, mesin pemanas yang bermasalah dan tekanan mesin press yang dibawah standar. Setelah melakukan analisa, diketahui penyebab paling dominan yang menyebabkan kualitas bonding tidak memenuhi standar adalah karena terdapat kotoran pada area bonding. Untuk menangani material yang kotor dapat dengan dicuci dengan cairan MEK atau aseton. Perbaikan yang diusulkan antara lain: perlu adanya perancangan manajemen produksi yang baik, perlu dilakukan perbaikan pada mesin pemanas, dilakukan pengawasan yang lebih ketat pada proses produksi. One of the determinants of shoe quality is the level of bonding between shoe upper and shoe bottom. The company has set a minimum shoe bonding standard of 3kg / cm2. In the shoe bonding test from March 11 to April 11, the results of bonding included in the reject category were 24% and marginal were 45.6%. To overcome the problem of bonding that does not meet the standards, the authors use the PDCA method (plan, do, check, action). To find out the causes of bonding quality that do not meet the standards the author uses a Pareto diagram and a cause and effect diagram and a 5w + 1h question table for improvement plans. The causes of bonding problems include: dirt in the bonding material area, uneven flushing of primary liquid, flat peeling adhesive, problematic heating machine and substandard press pressure. After analyzing, it is known that the most dominant cause of poor bonding quality is because there is dirt in the bonding area. To handle dirty material, it can be washed by using MEK or aseton liquid. Proposed improvements include: the need for a good production management design so that production build up does not occur so that the operators in the assembling department can focus on their duties, the heating machine used needs to be recalibrated so that it synchronizes with the actual temperature, strict supervision is carried out to avoid tolerance predetermined standards.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Quality Improvement, Bonding, Assembling, Shoes, Peningkatan Kualitas, Bonding, Assembling, Sepatu |
Subjects: | Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik > SEPATU |
Divisions: | Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik |
Depositing User: | intan - - |
Date Deposited: | 03 Sep 2019 03:05 |
Last Modified: | 03 Sep 2019 03:05 |
URI: | http://repository.atk.ac.id/id/eprint/314 |
Actions (login required)
View Item |